Rabu, 14 Maret 2012

Bahaya Menafsirkan Alkitab Secara Pribadi


Untuk mengerti dan memahami isi Alkitab tidaklah cukup hanya memohon bimbingan Roh Kudus saja, melainkan juga memerlukan bimbingan Gereja. Mengapa perlu pendampingan Gereja? Bukankah setiap orang percaya memiliki Roh Kudus yang akan membimbingnya ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13)? Tepat sekali, Roh Kudus memang membimbing umat Allah ke dalam seluruh kebenaran. Itu betul! Akan tetapi kenyataannya begitu banyak orang yang membaca Alkitab, namun tetap tidak bisa sampai kepada kebenaran. Mengapa begitu? Karena satu orang membaca ayat yang satu secara harafiah, sementara orang yang lain membacanya secara simbolis. Kemudian lagi ada yang membacanya secara mitologis seperti orang yang membaca cerita dongeng. Ada lagi yang membacanya secara yuridis seperti kitab hukum dan undang-undang. Bahkan ada pula yang membacanya secara puitis, dramatis dan romantis seperti membaca novel percintaan. Yang lain lagi secara historis dan akademis seperti buku pelajaran sekolah dan traktat kuliah. Selanjutnya masih ada pula yang membaca Alkitab secara ekonomis demi mencari keuntungan bagi dirinya sendiri, atau secara politis untuk menunjang suatu sistem pemerintahan.



Coba kita lihat, ada begitu banyak gereja dewasa ini degan beraneka ragam ajarannya. Bahkan ada gereja yang terang-terangan dicap sesat oleh mayoritas gereja Kristen. Anda pasti pernah mendengar bahwa ada gereja yang disebut sebagai gereja setan. Mengapa hal itu terjadi? Semuanya itu terjadi karena kita salah dalam membaca dan menafsirkan Alkitab. Sebenarnya Santo Petrus sudah memperingatkan kita dalam suratnya: "Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah." (2Pet 1:20-21). Bahkan di dalam surat yang sama Petrus mengingatkan kita bahwa Kitab Suci itu sukar difahami, dan org yg tdk teguh imannya dan tdk memahaminya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaannya sendiri (2Pet3:16). Ini sungguh suatu bahaya yang serius. Yaitu keliru dalam membaca dan menafsirkan Kitab Suci sebagaimana yang dijelaskan oleh sahabat kita Stefanus Sofronius Suhengki dalam video rekaman ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar